Menkeu Purbaya Akan Disiplin, Lebih Hati-Hati Menjaga Stabilitas Ekonomi Nasional

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersama tiga Wakil Menkeu: Anggito Abimanyu, Thomas Djiwandono, dan Suahasil Nazara, menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (10/9/2025). (Dok. Istimewa)

Jakarta, sudutnusantaranews.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pengelolaan APBN di bawah kepemimpinannya akan dilakukan dengan hati-hati dan disiplin. Ia ingin memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 tidak akan lebih dari 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang Keuangan Negara. 

“Kita akan ikutin UU yang ada. Itu kan bukan keputusan saya, itu keputusan pemerintah secara keseluruhan,” ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (10/9/2025). 

Read More

Dalam RAPBN 2026, target penerimaan negara sebesar Rp 3.147 triliun. Sementara total belanja direncanakan sebesar Rp 3.786,5 triliun, sehingga defisit mencapai Rp 638,8 triliun atau 2,48 persen terhadap PDB. 

Sementara untuk tahun ini, pemerintah memproyeksikan defisit APBN 2,78 persen. Purbaya mengatakan terjaganya defisit artinya mampu membuat penambahan utang juga menjadi terkendali. 

Menkeu yang baru dilantik dua hari itu akan mengoptimalkan anggaran yang ada untuk menjalankan program prioritas pemerintah sehingga mampu menyejahterakan masyarakat. 

Let’s say utangnya pada level yang sekarang, defisitnya, tapi dengan uang yang ada kita ciptakan pertumbuhan yang lebih cepat, debt to GDP-nya akan cenderung turun. Jadi kuncinya di situ,” mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini menjelaskan. 

Dalam kesempatan ini Purbaya menyampaikan siap bekerja keras untuk melanjutkan peran fiskal sebagai instrumen menjaga stabilitas dan kesejahteraan rakyat. 

Sejalan dengan perkembangan global yang mulai memberikan sinyal pemulihan, ia menambahkan, perekonomian Indonesia tetap resilien, terefleksi pada ekonomi triwulan II-2025 yang tumbuh sebesar 5,12 persen year-on-year (YoY). 

“Kinerja ini utamanya ditopang oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga, meningkatnya investasi, dan terjaganya kinerja ekspor-impor,” ujarnya. (Hadi/SNN) 

 

Related posts