Jakarta, Langkah tegas Kapolda Banten, Irjen Pol. Suyudi Ario Seto, dalam memerangi premanisme mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat. M. Nur Latuconsina, Wakil Sekretaris Bidang Hukum, Keamanan, dan Pertahanan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), menilai aksi Kapolda sebagai bentuk konkret penegakan hukum demi menciptakan ruang publik yang aman dan beradab.

Latuconsina mengapresiasi keberhasilan operasi yang dipimpin langsung Kapolda Banten itu, dengan menangkap 77 pelaku premanisme di wilayah Kota Serang. “Ini bukan hanya soal penangkapan, tapi soal ketegasan negara hadir di tengah keresahan publik. Kami melihat ini sebagai momentum strategis untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian,” Paparnya dalam pernyataan resmi kepada media ini. Selasa,( 07/05/2025).

Menurut Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol. Didik, operasi tersebut merupakan bagian dari Operasi Cipta Kondisi yang diinisiasi langsung oleh Irjen Suyudi Ario Seto. Tujuannya jelas: menciptakan ketertiban, keamanan, dan kenyamanan masyarakat dari praktik-praktik pemalakan, ancaman, hingga pemerasan yang kerap dilakukan preman di ruang-ruang publik.

“Para pelaku ini kerap menebar teror kepada pedagang, sopir angkutan umum, hingga masyarakat biasa. Jika dibiarkan, premanisme akan menjadi benih gangguan kamtibmas yang lebih besar,” kata Didik.

Bagi Latuconsina, langkah Polda Banten ini tak cukup hanya sebagai penindakan jangka pendek. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan operasi serta keterlibatan aktif masyarakat dalam menciptakan ekosistem sosial yang bebas dari budaya kekerasan. “Bukan hanya aspek hukum, Premanisme sangat berpengaruh pada kehidupan sosial. Premanisme merusak nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Sinergi polisi dan warga jadi kunci utama untuk melawan premanisme,” tegas Tokoh muda asal Maluku ini.

Kapolda Suyudi sendiri memastikan operasi ini bukan akhir, melainkan awal dari rangkaian penindakan yang akan terus berlanjut secara berkala. “Kami tidak akan berhenti sampai Banten benar-benar bersih dari praktik premanisme dan pungli. Ini komitmen institusi, demi masyarakat,” ujarnya.

Dampak nyata mulai terlihat pasca operasi tersebut. Terpantau sejumlah titik rawan yang sebelumnya dikuasai para preman kini mulai kondusif. Dengan dukungan elemen masyarakat sipil dan kerja sama antarsektor, Polda Banten optimistis praktik pungli dan intimidasi dapat ditekan secara signifikan.

“Apa yang dilakukan Kapolda Banten menjadi cermin keberanian institusi, Polri tak boleh kalah sama premanisme. Sikap optimisme harus kita tanam kalau hukum harus berdiri tegak di atas rasa aman warganya.” Tutup lelaki yang kerap disapa Rheno itu. (*)

Tags:Kapolda BantenPB HMIPerangPremanismeTegakkan Rasa Aman