Jakarta, sudutnusantaranews.com – Para pengurus Eksponen Fusi 1973 prihatin dengan munculnya dua klaim Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, yaitu Mardiono dan Agus Suparmanto. Mereka mengingatkan akar PPP yang terdiri dari Parmusi, NU, Perti, dan PSII.
“PPP ini bukan milik satu orang, bukan pula milik segelintir elite. PPP lahir dari fusi tahun 1973 sebagai rumah besar umat,” kata Ketua Umum Parmusi Husnan Bey Fananie dalam rilisnya, Senin (29/9/2025).
Husnan mengaku siap menjembatani kisruh muktamar yang berujung munculnya kedua kepemimpinan itu. “Kami, empat Fusi 73, tentu siap menjadi jembatan,” ujarnya.
Anak dari pendiri Perti, Irene Rusli Halil, menambahkan bahwa muktamar yang berlangsung ricuh itu telah menzalimi para muktamirin yang hadir dengan tujuan baik. “Kasihan para muktamirin ini telah dizalimi,” katanya.
Diketahui Muktamar ke-X PPP di Ancol diwarnai baku pukul dan berujung klaim dua ketua umum. Setelah kubu Mardiono yang menyatakan mendapat dukungan aklamasi pada Sabtu (27/9/2025) malam, kubu Agus Suparmanto menyatakan hal yang sama.
Agus Suparmanto yang merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan telah terpilih secara aklamasi dalam muktamar yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Sabtu (27/9/2025) malam.
Usai terplih, mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo itu menyatakan akan membawa PPP mendukung Pemerintah. “Saya akan mengawal PPP ini sebab berkoalisi dengan pemerintah. Setuju?” tanya Agus yang langsung disambut seruan setuju dari para kader.
Keesokan malamnya, Agus mengadakan acara tasyakuran di Discovery Hotel, Ancol, Jakarta Utara. Acara dihadiri eks pengurus era Plt Mardiono, seperti Sekjen Arwani Thomafi dan wakil ketua umum KH Musyaa Nur.
Agus mengaku mendapat dukungan Ketua Majelis Kehormatan Zarkasih Nur, Ketua Majelis Syariah KH Mustafa Aqil Siroj, Ketua Majelis Pakar Prof Priyono, Ketua Majelis Pertimbangan Muhammad Romahurmuziy alias Romy, Ketua Mahkamah Partai Ade Irfan Bulungan, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin. (Hadi/SNN)