Jakarta, sudutnusantaranews.com – Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melontarkan kata kasar kepada masyarakat yang meyampaikan kritik ‘Bubarkan DPR’. Kritik publik dipicu oleh kemarahan atas gaji dan tunjangan anggota dewan yang dinilai fantastis.
Pengamat politik Iwan Setiawan menilai arogansi Bendahara Umum Partai Nasdem itu karena tidak memahami dengan bijak bahwa kata-kata ‘Bubarkan DPR’ merupakan bentuk kritik dan kekecewaan atas kinerja DPR, terutama berkaitan dengan kenaikan gaji dan tunjangan para wakil rakyat.
Direktur Indonesia Political Review (IPR) itu mengingatkan saat ini rakyat sedang susah, cari kerja susah, harga-harga barang naik, pajak makin mencekik.
“Sebaliknya malah gaji dan tunjangan anggota DPR naik, bahkan pajaknya pun dibayar oleh negara,” kata Iwan kepada Wartawan, Minggu (24/8/2025).
Iwan juga menilai respons parlemen lewat gaya komunikasi dan argumentasi pimpinan dan anggota DPR yang tidak rasional, prematur, menyesatkan bahkan kasar seperti yang dilontarkan Ahmad Sahroni ini.
“Apa mereka tidak belajar dari kejadian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah kemarin? Rakyatnya marah karena gaya komunikasi pemimpinnya yang tidak baik bahkan menantang. Saya khawatir, akibat pernyataan Ahmad Sahroni yang cukup kasar ini membuat rakyat marah dan terjadi demo besar-besaran seperti di Pati kemarin,” Iwan mengingatkan.
Menurutnya, DPR sebagai wakil rakyat mestinya memberikan solusi dan membuat adem dengan kinerja dan pernyataan-pernyataannya di tengah publik.
“Sebaiknya, kalau tidak bisa memberikan solusi dari kritik-kritik yang dilontarkan rakyat, setidaknya jangan direspon dengan gaya komunikasi yang kasar dan kurang beradab,” ujarnya.
Sahroni dalam kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara pada Jumat (22/8/2025) membalas kritik dan seruan demo untuk membubarkan DPR yang viral di media sosial.
“Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” kata ‘Sultan Tanjung Priok’ julukan dari warganet itu dengan nada tinggi. (Hadi/SNN)