Jakarta, sudutnusantaranews.com – Para wakil rakyat di Senayan menikmati kenaikan tunjangan setelah tidak lagi mendapat fasilitas rumah dinas. Dalam sebulan setiap anggota DPR bisa membawa pulang (take home pay) Rp 100 juta.
Menurut Peneliti Formappi Lucius Karus, sudah lama anggota Dewan tidak lagi kritis. Apalagi dengan adanya pendapatan sebesar itu. Belum lagi kalau kebiasaan menjadi distributor dana-dana tertentu dari mitra kerja, maka semakin melempemlah produktivitas kinerja DPR saat ini.
“Kuatnya kendali partai politik ditambah dengan pendapatan yang memanjakan anggota, akan semakin menjadikan anggota DPR malas dan manja,” ujar Lucius Karus kepada Wartawan, Sabtu (16/8/2025).
Sementara partai-partai juga sudah dikendalikan oleh koalisi pendukung pemerintah. Sehingga, Lucius menambahkan, apapun yang ingin segera diputuskan pemerintah yang memerlukan persetujuan atau pertimbangan di DPR, bisa langsung diketok tanpa harus patuh pada tata tertib yang ada.
Ia menilai dengan fasilitas tunjangan yang besar tersebut sikap kritis DPR periode ini sesungguhnya sudah tinggal kenangan
“Hasil akhirnya tetap saja keputusan diambil sesuai yang diminta Pemerintahan,” ujar Lucius.
Menurutnya, kalau ada anggota Dewan yang pura-pura berisik mengkritik mitra kerja, hal itu hanya demi kepentingan menjaga rasa dan asa sebagai wakil rakyat di mata konstituen.
Ia menyebut kenaikan tunjungan DPR bisa jadi bukan sekadar mencegah mereka korupsi, namun juga memiliki tujuan terselubung untuk mengendalikan sepenuhnya daya kritis mereka.
“Bisa jadi ini misinya demikian. Selain menafikan untuk menekan keinginan korupsi yang masih saja terjadi di DPR, dengan pendapatan yang tinggi mereka diharapkan tidak mencari-cari sumber ilegal untuk kepentingan pribadi,” Lucius menandaskan.
Sebelumnya anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin blakblakan bicara soal take home pay atau pendapatan bersih anggota DPR setiap bulan bisa mencapai lebih dari Rp 100 juta. Jumlah tersebut naik dari periode sebelumnya karena saat ini anggota DPR tidak lagi mendapatkan rumah dinas.
Fasilitas rumah diganti dengan tunjangan sekitar Rp 50 juta. Jumlah itu lebih dari cukup. Dengan penghasila Rp 100 juta, maka setiap anggota DPR bisa mendapat Rp 3 juta lebih sehari
“Bayangkan aja kalau dibagi Rp 3 juta. Bayangkan kalau dengan, mohon maaf ya, dengan wartawan sehari berapa ya? Iya. Saya sudah bersyukur saya, buat saya. Bersyukur sekali,” kata Hasanuddin. (Hadi/SNN)