Lumajang, sudutnusantaranews.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Se-kabupaten Lumajang mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas insiden pencurian yang terjadi di Balai Desa Alun- Alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang. Pada tanggal 6 Agustus 2025, dua sepeda motor milik mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Jember (Unej) dan Universitas Islam Negeri KHAS Jember telah dicuri oleh pelaku yang tidak dikenal.
Kejadian tersebut berlangsung dini hari saat para mahasiswa sedang beristirahat di ruangan sebelah. Salah satu korban, Ika Wahyu, mengungkapkan bahwa mereka tidak mendengar apapun saat pencurian terjadi. Hal ini menunjukkan lemahnya sistem keamanan di Balai Desa, yang seharusnya menjadi tempat aman bagi mahasiswa yang tengah menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat.
Menurut laporan, pelaku diduga telah berusaha membobol tembok menggunakan alat sederhana sebelum akhirnya memanjat jendela untuk masuk ke dalam ruangan tempat kendaraan diparkir. Kejadian ini tentu sangat mengkhawatirkan dan menunjukkan adanya potensi ancaman serius terhadap keamanan mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN.
Kami, HMI, mendesak pihak terkait untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dalam meningkatkan keamanan di lokasi-lokasi KKN. Kepala Desa Alun-Alun, Dulhanan, mengungkapkan kekecewaannya atas kejadian ini, mengingat selama ini desa tersebut belum pernah mengalami pencurian. Camat Ranuyoso, Masrurin, juga telah mengimbau mahasiswa untuk selalu berkoordinasi dengan perangkat desa terkait keamanan, terutama saat ada kegiatan di luar.
Kami percaya bahwa keselamatan dan keamanan mahasiswa adalah prioritas utama. Oleh karena itu, HMI menyerukan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan dan perlindungan terhadap mahasiswa yang berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Kejadian ini seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi setiap individu.
HMI juga mengingatkan pentingnya keberadaan sistem pengawasan yang memadai, seperti kamera CCTV dan penjagaan yang lebih ketat di lokasi-lokasi yang menjadi tempat mahasiswa KKN. Kami berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap pelaku pencurian ini dan memberikan rasa aman kepada mahasiswa serta masyarakat sekitar.
Dengan semangat kebersamaan, HMI akan terus berjuang untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi mahasiswa dalam menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat. Mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan saling menjaga satu sama lain.
Sebagai respons terhadap insiden pencurian sepeda motor yang menimpa mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang tengah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Lumajang, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Se-Kabupaten Lumajang menyampaikan pernyataan resmi mengenai situasi ini.
Pada tanggal 8 Agustus 2025, Unej melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) memutuskan untuk menarik seluruh mahasiswanya dari program KKN Kolaboratif 2025 di Kabupaten Lumajang. Keputusan ini diambil setelah beberapa insiden pencurian yang meresahkan, termasuk pencurian dua sepeda motor yang terjadi di Desa Alun-Alun dan Desa Tempeh Tengah.
Langkah penarikan ini merupakan upaya untuk memberikan rasa aman kepada mahasiswa yang sedang menjalankan tugas pengabdian masyarakat. Sekretaris LP2M Unej, Ali Badrudin, menegaskan bahwa keputusan ini bukan hanya untuk melindungi mahasiswa dari kehilangan, tetapi juga untuk menjaga kesehatan mental dan konsentrasi mereka dalam melaksanakan tugas KKN.
Selama program KKN Kolaboratif, sebanyak 1.070 mahasiswa Unej telah terlibat, tersebar di 102 desa di Lumajang. Selain Unej, beberapa perguruan tinggi lain juga berpartisipasi dalam program ini. Kejadian pencurian yang berulang kali menunjukkan adanya masalah sistemik yang perlu ditangani secara serius oleh pemerintah daerah dan pihak keamanan.
Kami menyerukan kepada semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk bekerja sama dalam menciptakanlingkungan yang aman bagi mahasiswa dan masyarakat. Penting bagi semua pihak untuk menyadari bahwa mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat adalah aset berharga bagi pembangunan komunitas, dan mereka berhak untuk merasa aman dalam menjalankan tugasnya.
Sehubungan dengan insiden ini, HMI juga meminta pertanggungjawaban dari pihak Kapolres Lumajang. Kami menilai bahwa lemahnya tindakan pengamanan dan pencegahan kriminalitas di daerah ini sangat mengkhawatirkan. Jika situasi ini tidak segera ditangani, maka kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian akan berkurang. Karena telah membuat keresahan dan gagal memberikan rasa aman bagi masyarakat lumajang.
Jika dalam waktu 3×24 jam Kapolres Lumajang belum berhasil menguak kejahatan pencurian sepeda motor di Kabupaten Lumajang, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Kabupaten Lumajang akan turun ke jalan bersama elemen civil society untuk mendesak Kapolres Lumajang mundur dari jabatannya. (Ahmad/SNN)