Jong Madura Korpus III UIN KHAS Jember; Gelar Kajian Sosial-Religi, Menyoroti Moral di Tengah Perubahan Sosial Madura

Nur Hasan Busri Ketua Jong Madura Korpus III saat mendampingi narasumber Nurul Hidayat, S. Pd senior jogma, (18/5/2025). (Dok. Ahmad/SNN)

Jember, sudutnusantaranews.com – Organisasi Daerah (Orda) Jong Madura Korpus Wilayah III Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember kembali menggelar kajian ilmiah bertema “Antara Tradisi dan Transisi: Agama sebagai Penjaga Nilai Moral di Tengah Perubahan Sosial Madura” pada Senin malam (18/5). Bertempat di halaman parkir Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh antusiasme dari kalangan mahasiswa Madura lintas jurusan. (19/5/2025).

Kajian ini merupakan bagian dari program kerja rutin Jong Madura Korpus III yang bertujuan membangun ruang dialog dan refleksi kritis di kalangan mahasiswa Madura terhadap dinamika sosial-budaya yang terus berkembang. Di tengah cepatnya arus modernisasi, penting bagi generasi muda untuk memahami ulang peran tradisi dan agama sebagai fondasi moral dan identitas sosial. Ujarnya.

Read More

Narasumber utama dalam kajian ini, Nurul Hidayat, S.Pd., yang juga merupakan akademisi dan senior Jongma, menyampaikan bahwa tradisi Madura tidak bisa hanya dilihat dari permukaan. Ia menyoroti adanya kecenderungan masyarakat luar menstigmakan budaya Madura.

“Secara eksternal, tradisi Madura sering dipandang negatif, misalnya praktik carok. Padahal dalam perspektif masyarakat Madura, carok adalah simbol sekaligus ekspresi nasionalisme bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan dan penjagaan atas harga diri serta martabat keluarga,” Pungkasnya Nurul.

Namun, ia juga menegaskan bahwa tidak semua nilai dalam tradisi harus dilestarikan secara utuh. Perubahan sosial menuntut adanya penyaringan nilai yang sejalan dengan kemajuan dan ajaran agama. Di sinilah Jong Madura, menurutnya, menjadi contoh positif.

“Di Jongma sendiri, kita melihat bentuk internalisasi nilai-nilai tradisi yang lebih konstruktif, seperti menjunjung tinggi persaudaraan, solidaritas antarkader, serta dorongan untuk maju melalui pendekatan akademik yang kritis. Ini adalah bentuk evolusi budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kebutuhan zaman,” Tambahnya.

Ketua Jong Madura Korpus III, Nur Hasan Busri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga sebagai ruang pembentukan karakter dan jati diri mahasiswa Madura di perantauan.

“Kami ingin Jongma menjadi rumah intelektual dan kultural bagi mahasiswa Madura. Lewat kajian ini, kita belajar bahwa menjadi modern bukan berarti meninggalkan tradisi, tetapi menafsirkan ulang nilai-nilai lama agar tetap relevan dengan konteks kekinian,” ungkap Nur Busri.

Kegiatan berlangsung dinamis dan interaktif. Setelah pemaparan materi, sesi diskusi dibuka dan diisi dengan berbagai tanggapan serta pertanyaan dari peserta yang menunjukkan semangat kritis dan kepedulian terhadap isu sosial-budaya. Acara ditutup dengan pembacaan hamdalah dan foto bersama sebagai bentuk  visual untuk pelestarian budaya dan warisan dari sebuah kegiatan.

Dengan terselenggaranya kajian ini, Jong Madura Korpus III menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara warisan budaya, nilai keislaman, dan tantangan zaman. Di tengah derasnya arus perubahan sosial, agama dan budaya lokal tetap menjadi pilar utama dalam membentuk arah gerak mahasiswa sebagai agen perubahan. (Ahmad/SNN)

Related posts