Mitigasi Telat: BBM Tersendat, Konsumen Terperanjat

Saka Dwi Saputra S.H. Sekretaris Yayasan Lembaga Advokasi Konsumen Jember, Advokat (Dok. Istimewa)

Sudut Opini – Terhitung sejak Kamis, 24 Juli 2025 penutupan jalur gumitir yang menghubungkan Jember – Banyuwangi ditutup dikarenakan ada proses perbaikan, diperkirakan penutupan akan dilakukan hingga 24 September 2025. Sejak penutupan jalur gumitir tersebut berdampak terhadap distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU se-Jember.

Proses distribusi yang tersendat akibat penutupan jalur gumitir serta tambahan kemacetan yang sempat terjadi di beberapa titik seperti di Ketapang. Jember sendiri Pasokan BBM biasanya dikirim dari Depo Pertamina Banyuwangi, namun akibat tersendat, Pertamina membantu pemenuhan pasokan dari Depo Pertamina Surabaya dan Depo Pertamina Malang.

Read More

Harapannya BBM dapat terdistribusi dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Jember yang terganggu sejak Sabtu, 26 Juli 2025 hingga saat ini diharapkan mulai beranjak stabil dan tumpukan antrian terurai di SPBU se-Jember baik untuk kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4.

Mitigasi Telat

Informasi mengenai penutupan jalur gumitir tersebut telah jauh hari disampaikan agar daerah-daerah khususnya Jember dan Banyuwangi bersiap serta bersikap apabila terdapat hal-hal yang dirasa krusial berdampak. Ternyata benar sejak Sabtu, 26 Juli 2025 BBM menjadi susah didapatkan, beberapa SPBU tutup karena stock BBM kosong belum mendapat distribusi dari Depo Pertamina terdekat.

Hal ini direspon oleh Bupati Jember Gus Fawaid, yang menyatakan bahwa hal tersebut bukan masalah yang sangat fundamental, akan tetapi lebih lanjut dikeluarkan Surat Edaran Bupati Tentang Penyesuaian Pelaksanaan Tugas Kedinasan Pegawai Aparatur Sipil Negara Pada Instansi Pemerintah Daerah dan Penyesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Secara Daring Akibat Kelangkaan Bahan Bakar Minyak di Kabupaten Jember.

Kontradiktif terjadi antara pernyataan dan Surat Edaran. Faktanya, keterbatasan BBM ini sangat mempengaruhi hal-hal fundamental di masyarakat sehingga dibutuhkan kebijak-kebijakan yang dapat memperbaiki keterlambatan mitigasi tersebut.

Selain itu Pertamina juga andil alih dalam keterlambatan mitigasi keterbatasan BBM di Kabupaten Jember akibat penutupan jalur gumitir serta kemacetan yang terjadi, dimana Truk-truk pengangkut BBM mengalami keterlambatan dalam memasok SPBU se-Jember.

Konsumen Terperanjat

Para Konsumen setia pertamina terperanjat/kaget melihat antrian yang mengular hingga menyentuh Per Kilo Meter antrian. Sehingga pengisian BBM yang biasanya hanya membutuhkan waktu beberapa menit menjadi berjam-jam. Hal ini dikarenakan banyak SPBU yang stock BBMnya kosong, hal ini diperparah dengan adanya para tengkulak BBM yang tetap melakukan kegiatan usaha tersebut serta banyak tengkulak BBM dadakan yang memanfaatkan moment keterbatasan BBM ini dengan menjual Kembali pada harga yang cukup tinggi dikasaran 15.000-35.000.

Dalam kondisi demikian konsumen mau tidak mau dihadapkan pada pilihan menungu berjam-jam di SPBU atau membeli pada tengkulak BBM dengan harga yang jauh dari SPBU agar kendaraan mereka tetap dapat bergerak.

Hal ini menjadi pembelajaran terhadap para pemangku kebijakan untuk memitigasi setiap permasalahan dengan baik serta hadir secara konkret saat telah terjadi permasalahan untuk menyejukkan suasana yang sangat crowded di masyarakat khususnya konsumen SPBU. Karena apabila permasalahan ini tetap berlanjut maka masyarakat sekaligus konsumen akan sangat dirugikan dengan kondisi saat ini yang membuat dilema terganggunya aktivitas sehari-hari.

 

 

Saka Dwi Saputra S.H. (Sekretaris Yayasan Lembaga Advokasi Konsumen Jember, Advokat)

 

*) Konten di Sudut Opini merupakan tulisan opini pengirim yang dimuat oleh redaksi Sudut Nusantara News (SNN)

Related posts