Sudut Opini – Idul Fitri adalah momentum peribadatan umat islam, di mana umat islam untuk mencapai fitrah (ied Fitri) mereka harus menyelesaikan satu tugas khusus dari Allah selama sebulan lamanya, yakni melaksanakan ibadah puasa. Puasa Ramadhan, yang juga disebut sebagai Syahrul tarbiyah tentu mengajarkan umat islam untuk berperang melawan diri mereka sendiri, berperang melawan hawa nafsu mereka, serta belajar memahami perasaan manusia yang lainnya.
قدمت عليكم و لكم يومان تابعون بهما في الجاهلية فقد أبدل كم الله يومين خيرا منهما يوم النحر ويوم الفطر. ( روه أحمد، أبو داود)
“Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya yang kalian bermain-main di dalamnya pada masa jahiliyah, dan Allah telah menggantikan keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian: “Hari raya kurban dan hari berbuka. ”. [HR Imam Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i]
Dalam sebuah perjalanan ke kota Madinah, Rasulullah Saw mendapati penduduk Madinah yang sedang bersenang-senang merayakan hari raya, lalu Rasulullah bersabda kepada Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq bahwasanya “Wahai Abu Bakar. Ketahuilah sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan inilah hari raya kita”. Berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, serta An-Nasa’i disebutkan bahwasanya Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Qurban merupakan Hari rayanya umat islam sedunia.
Ditelaah secara historis, tradisi Idul Fitri tidak terlepas dari diksi kemenangan. Perayaan ini bermula sesaat setelah kemenangan para mujahid Muslim pada perang badar di tahun 624 Masehi. Kemenangan ahlul badar adalah kemenangan yang diperoleh melalui prinsip-prinsip kedisiplinan, keyakinan, semangat, kecerdasan, dan juga persatuan. Hal ini lantas menjadi uswah (teladan) umat-umat islam setelahnya, sehingga selama bulan Ramadhan untuk menggapai kemenangan (ied Fitri) umat islam secara sadar belajar menjadi hamba-hamba yang disiplin, menjadi hamba-hamba yang yakin, menjadi hamba-hamba yang semangat, serta menjadi hamba-hamba yang mengaktualisasikan nilai-nilai persatuan antar sesama umat Islam. Terlebih lagi, dalam tradisi berlebaran di Nusantara kita mengenal istilah halal bi halal yang menjadi manifestasi atas sebuah kemenangan dan persatuan umat islam.
Mari di hari kemenangan ini, kita bersama-sama bermuhasabah diri, saling memaafkan, menumbuhkan semangat persatuan, serta tetap menjaga kedisiplinan atas hal-hal baik yang telah dilakukan selama bulan Ramadhan. Membanyak bacaan takbir, memakai wangi-wangian, menyantap makanan, lalu berangkat sholat ied, dan diakhir dengan saling berucap tahniah dan bermaaf-maafan
Barakallah fiik
Medi Darmawan
Ketua Umum BPL HMI Cabang Salatiga Periode 2024-2025
*) Konten di Sudut Opini merupakan tulisan opini pengirim yang dimuat oleh Redaksi Sudut Nusantara News